Sabtu, 15 Desember 2012
Kamis, 06 Desember 2012
Solusi Deradikalisasi Islam Seri 2 : Selamat Tahun Baru Islam 1434 H
SOLUSI DERADIKALISASI ISLAM SERI-2 :
SATU MASJID BERAGAM ORMAS DAN ALIRAN
Oleh : Dimyat Aa Dym
Dustur Ilahi
107. Dan
(di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya
sejak dahulu[660]. mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak
menghendaki selain kebaikan.” dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya
mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
[660] yang
dimaksudkan dengan orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak
dahulu ialah seorang pendeta Nasrani bernama abu ‘Amir, yang mereka
tunggu-tunggu kedatangannya dari Syiria untuk bersembahyang di masjid
yang mereka dirikan itu, serta membawa tentara Romawi yang akan
memerangi kaum muslimin. akan tetapi kedatangan abu ‘Amir Ini tidak jadi
Karena ia mati di Syiria. dan masjid yang didirikan kaum munafik itu
diruntuhkan atas perintah Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan wahyu yang
diterimanya sesudah kembali dari perang Tabuk.
Dengan
penjelasan ayat di atas maka maka kita sama-sama mendapatkan penjelasan
dan pencerahan bahwa masjid adalah simbol persatuan dan kesatuan kaum
muslimin dalam suatu wilayah RT atau RW atau Dusun atau atau Kampung
atau Wilayah tertentu sesuai dengan jangkauan masjid yang bersangkutan.
Dengan demikian maka kita mengenal ada yang namanya musholla dan masjid,
masjid pun terbagi lagi ada masjid jami’, ada masjid raya, ada masjid
agung, dan ada juga masjid kaum.
Umat
islam atau kaum muslimin adalah umat yang beriman kepada yang satu,
umat yang bersaudara, umat yang gemar silaturahim, umat yang saling
kasih sayang, saling nasehat menasehati dan umat memiliki berdiri dalam
barisan atau shaf yang rapih bagaikan bangunan yang tersusun secara
rapih dan kokoh. Walaupun terkadang ada diantara satu dua orang secara
individual/personal masih suka menunjukan sikap yang kurang sesuai
dengan ajaran islam ini.
Allah SWT berfirman dalam surat Ash-shof :
4. Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Begitu juga dalam surat Al-Hujurot :
10. Orang-orang
beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.
Keberagaman adalah sebuah keniscayaan
Kita
tidak mungkin dapat menghindari keberagaman baik dalam ruang lingkup
keluarga, RT, RW, Dusun atau kampung atau Komplek, terlebih lagi di
sebuah perumahan akan jauh lebih berbeda aspek keberagamannya
dibandingkan dengan di kampung, baik itu aspek agama, suku, adat
istiadat dan sebagainya. Satu hal yang perlu kita sadari juga bahwa
dalam satu agama pun baik islam maupun kristen memiliki aliran, madzhab,
organisasinya masing-masing.
Tradisi, keyakinan dan amal sholeh alam Islam tidak
pernah atau jarang sekali sebuah masjid atau musholla dinisbatkan
dengan latar belakang organisasinya misalnya masjid NU, atau Masjid
Muhammadiyah, atau masjid PERSIS atau masjid DDII atau masjid PUI,
kecuali kalaupun ada karena berhubungan dengan lembaga pendidikan ormas
tersebut, meskipun pada prakteknya jika ada masjid yang menyandarkan
diri dengan ormas tertentu dalam pemakmurannya tetap bersama-sama,
menghargai atau toleransi dengan “adat/kebiasaan/khilafiyan
masing-masing. Karena masih banyak bidang garapan lain yang beririsan,
banyak persamaan dan tidak ada perbedaan didalamnnya. Maka dalam wilayah
inilah umat harus bekerjasama.
Menyikapi Perbedaan Ormas dan Aliran
Beragam
Ormas dan Aliran dalam Agama (Islam) ada yang Lurus dan ada yang Sesat,
oleh karena itu hal ini sering kita ucapkan dan menjadi bacaan kita
sehari-hari dalam shalat yakni surat al-fatihah dan sekaligus menjadi
doa harian kita :
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
[8] Ihdina
(tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan
yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi hidayah
saja, tetapi juga memberi taufik.
Jika
sebuah ormas atau aliran sudah jelas-jelas sesat dengan berdasarkan
pada indikatornya sesuai standar Al-Quran dan hadits maka berbeda
menyikapinya dengan perbedaan itu masih dalam batas-batas yang
ditoleransikan dalam ajaran Islam, sehubungan dengan itu maka mengutip
dari karya ilmiyahnya bapak Kartono Ahmad Jaiz dalam bukunya yang
berjudul “ALIRAN DAN PAHAM SESAT DI INDONESIA” penerbit Pustaka
Al-kautsar Jakarta tahun 2002 menjelaskan tentang aliran dan paham sesat
di Indonesia dengan lugas yaitu :
1. Paham Sesat Inkar Sunnah
2. Aliran Pembaru Isa Bugis
3. Gerakan Darul Arqom
4. NII Ma’had Al-Zaitun 1
5. Gerakan Ahmadiyah
6. Baha’i Aliran Sesat Sempalan Syi’ah
7. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
8. Gerakan Syi’ah di Indonesia
9. Lia Aminuddin & Ajarannya, Agama Salamullah
Terlepas
dari semua jenis perbedaan yang ada di atas baik yang menyimpang maupun
yang lurus maka memasuki tahun baru islam 1434 H ini adalah sebuah
momentum yang tepat bagi umat islam untuk bertaubat dari kesesatan
kepada cahaya islam, momentum yang baik untuk berhijrah dari kemaksiatan
kepada mutiara iman, dan kesempatan yang baik untuk kembali memakmurkan
masjid sebagai simbol persatuan umat dalam suatu wilayah.di dalamnya
hidup rukun dan ukhuwah antara satu jamaah dengan jamaah yang lainnya
sehingga bangunannya menjadi lebih indah dengan beragam aliran, ormas
dan harokah atau gerakan perbaikan amal islami.[DM].
“DENGAN SEMANGAT HIJRAH MARI KITA BERSAMA MAKMURKAN MASJID”
Kata
Nabi SAW : Tidak ada Hijrah setelah Futuh Makkah, tetapi Yang ada
adalah Hijrah dari Kemaksiatan kepada Ketaatan Kepada Allah SWT, Orang
yang berhijrah adalah orang yang berhijran dari apa yang dilarang oleh
Allah SWT (LA HIJROTA BA’DA FATHI, ALMUHAJIRU MAN HAJARO MA NAHALLAHU)
Wallahu a’lam bishowabsumber : http://media.kompasiana.com/new-media/2012/11/15/solusi-deradikalisasi-islam-seri-2-selamat-tahun-baru-islam-1434-h-503290.html
Solusi Deradikalisasi Islam Seri-1: “Mendekatkan Umat dengan Oragnisasi Islamnya di Masyarakat”
Cita-cita perjuangan dakwah islam dengan
berbagai macam organisasinya sering kali kurang dipahami atau disalah
pahami atau dipandang sebelah mata oleh mereka yang tidak suka dengan
islam, baik dengan cara menghalang-halangi, memberikan stigma negatif
atau dengan mempengaruhi umat dan masyarakat agar menjauhi dan
meninggalkan organisasi dakwah tersebut. Terkadang cara
lainnya ada juga dengan membenturkan satu organisasi dakwah yang satu
dengan yang lainnya, sehingga keberadaannya organisasi dakwah itu di
masyarakat kurang bersinergi dalam membangun umat.
Sebut saja misalnya antara organisasi massa
terbesar islam yang eksis pada saat ini yaitu antara NU dan
Muhammadiyah, penulis pernah mengalami interaksi dengan kedua organisasi
tersebut ketika kecil hidup di lingkungan nahdliyyin sampai dengan usia
SMP/MTs yakni di daerah Sumedang, ketika sudah besar menginjak remaja
tinggal di lingkungan muhammadiyah mulai SMA/Aliyah dan ketika kuliah
yakni di daerah Prumnas Klender Jakarta Timur. Doktrin atau
ajaran yang sifatnya khilafiyah antara kedua organisasi itu biasanya
dijadikan dasar untuk saling merendahkan antara yang satu dengan yang
lainnya.
Padahal Allah SWT yang paling mengetahui dan
memahami bahwa syariatnya itu dari zaman dulu sampai sekarang ini pada
akhirnya di dalamnya ada hal-hal yang sifatnya khilafiyah yang sifatnya
berbeda/berubah (mutaghoyirot) tetapi hal-hal yang sifatnya tetap
(tsawabit) seperti misalnya masalah konsep keyakinan tentang ketuhanan
dan keesaan Allah SWT (aqidah-tauhid) bersifat tetap dan tidak boleh
berbeda antara umat Islam bahkan antara generasi para nabi-nabi dan
rosul Allah SWT.
Bahkan bagi mereka antara sesama agama samawi
(langit) yakni Yahudi, Nasrani dan Islam Allah SWT mengintakan,
berpesan dan berfirman dalam surat Ali Imron :
64. Katakanlah:
“Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun
dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
Tuhan selain Allah”. jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada
mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)”.
Itulah akanya Allah sangat tepat dan sangat
bijak dalam mengungkapkan ayat-Nya yang terkait dengan perintah kepada
kita untuk tetap bersatu dan berpegang teguh kepada ajaran syariat agama
Islam yakni dengan kalimat “W
103. Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Jika kita
membaca sejarah perjungsn islam masa lalu maka kita akan menyaksikan
bahwa organisasi islam yang satu dengan yang lain saling melengkapi dan
bekerjasama sesuai dengan bidang garapannya masing-masing, seprti NU
yang berdiri pada tahun 1926 (Rois Am : KH. Hasyim Asy’ari) dengan
kalangan tradisionalnya yang ada di desa-desa dan Muhammadiyah yang
telah berdiri sebelumnya pada tahun 1912 (Pimpinan KH. Ahmad Dahlan)
dengan kalangan modernisnya yang ada di kota, walaupun untuk masa
seperti saat ini kedua-duanya sudah sama-sama eksis baik di desa maupun
di kota.
Walaupun di
samping itu ada organisasi massa lainnya seperti Persatuan Islam
(PERSIS) pimpinan A. Hassan dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
pimpinan M. Natsir dan organisasi massa islam yang lainnya dari zaman
dulu sampai sekarang. Dengan mendekatkan umat dan masyarakat dengan
organisasi massanya menurut hemat penulis maka akan mengurangi
radikalisasi islam sehingga sangat disayangkan jika stigma negatif
dengan munculnya teror atau prilaku terorisme itu dikaitkan dengan islam
yang mulia dan organisasi islamnya yang jauh dari paham-paham
menyimpang.
sumber : http://politik.kompasiana.com/2012/11/04/solusi-deradikalisasi-islam-seri-1-mendekatkan-umat-dengan-oragnisasi-islamnya-di-masyarakat-500479.html
Langganan:
Postingan (Atom)