Foswan
disebutkan adalah mereka yang sama atau hampir sama berada di ormas
PERSIS, Muhammadiyah, Al-Irsyad, PUI, Paderi, Sumatra Tawalib dll.
Sedangkan fatwa-fatwa Wahabi & Salafi menurutnya juga disebarkan
melalui siaran radio seperti Radio Dakta Bekasi 107 FM, Radio Rodja
Cileungsi 756 AM, dan Radio Fajri Bogor 91,4 FM. Setelah Ahad pekan lalu
agenda warga Bekasi diisi dengan kegiatan politik berupa Pilkades
(Pemilihan Kepala Desa) yang diadakan secara serentak di setiap Desa di
Bekasi, Alhamdulillah pada pekan ini agendanya diisi dengan kegiatan
keagamaan berupa Tabligh Akbar bersama Foswan (Forum Silaturahim Warga
Nahdliyyin). Sebagaimana diceritakan pada tulisan saya terdahulu,
sebelum kegiatan ini digelar sempat ada warga yang merasa keberatan
dengan kegiatan ini dengan alasan sebagaimana yang telah mereka
kemukakan sebelumnya. (lihat judul : NU, PKS, Salafi & Wahabi
Komponen Utama Kesatuan Umat dan Bangsa)
Namun
alhamdulillah berkat kearifan, kesabaran dan kedewasaan diantara mereka
baik yang akan melaksanakan maupun yang merasa keberatan sehinga
diwujudlah dalam bentuk musyawarah yang menyejukkan keduaduanya, selain
ada peran penengah juga dari pihak ketiga yakni Rukun Warga (Kerohanian
Islam /Rohis RW & Keamanan) setempat maka acara pun telah
berlangsung pada Ahad pagi tadi (16/9). Setelah mengikuti kajian dan
menelaah kitab rujukan yang mejadi tema utama tabligh akbar saya menaruh
beberapa harapan dari acara kajian tersebut.
Kajian Foswan yang digelar di Masjid Raya Syekh Abdul Qodir Bumi Anggrek Vila Mutiara Gading 2 hari
itu menampilkan dua penceramah yaitu KH. Imam Mustofa Mukhtar MA
(Pengamat Salafi Wahabi Internasional) dan Ust. Syarif Habibulloh
Alamuddin (Pimpinan Majelis Taklim Darul Mukminin Jakarta). Pada acara
pembukaan dan setelah sambutan panitia tampil di hadapan hadirin ketua
DKM Masjid Raya Ust. Wahid hasyim dan ketua umum FOSWAN KH. Zainul
Akifin A. Abbas. Harapan pun terucap dari kedua tokoh ini yang pada intinya adalah menginginkan agar umat ini kompak dan ukhuwah islamiyah pun mantap.
Ust. Syarif
Habibulloh Alamuddin pada ceramahnya mengutip hadits Rosulullah SAW
tentang Ahlussunnah
Waljama’ah serta sempalannya yang mencapai 72
sempalan, beliau mengingatkan bahwa dari 72 sempalan itu secara khusus
terdiri dari 7 golongan utama yang penting yakni syi’ah, mu’tazilah,
khowajij, murji’ah, jabbariyah, qodariyah dan mutasyabbih. Fenomena ini
tidak hanya terjadi pada umat islam tetapi juga terjadi pada umat
sebelumnya terutama agama samawi (agama langit) yaitu yahudi dan
nasrani. Untuk itu Ust. Syarif Habibulloh Alamuddin berharap agar kita
bisa menjadi pengikut golongan terbesar dan akan diselamatkan dari umat
ini yakni ahlussunnah waljama’ah.
KH. Imam Mustofa
Mukhtar, MA selaku penceramah inti dalam acara tabligh akbar ini,
beliau sebagaimana disampaikan oleh beliau sendiri adalah Kiyai muda
yang pernah nyantri di Yaman, beliau banyak berguru mendapatkan ijazah
dari para syeikh di Timur Tengah, beliau juga banyak berkeliling ke
berbagai negeri muslim di dunia islam. Beliau pernah berkunjung juga ke
Mesir dan Palestina dalam rangka melihat, mempelajari dan
bersilaturahim. Beliau pernah meneliti dan menyimulkan bahwa ajaran
islam tradisi tidak hanya ada pada warga nahdliyyin dan sebagian besar
umat islam di negeri ini, tetapi hal ini ada di berbagai belahan negeri
islam lainnya.
Untuk itu beliau
bersama sahabatnya telah menyusun buku yang berjudul “MEMBONGKAR
KEBOHONGAN TIPU DAYA Fatwa-Fatwa Kaum Wahabi – Salafi (Palsu). Buku ini
telah diterbitkan oleh FOSWAN mulai cetakan pertama 2009 dan cetakan
terakhir (ketiga) tahu 2011, Keprihatinan beliau sebagaimana disampaikan
dalam ceramahnya adalah bukan permasalahan maulid atau tidak maulid,
qunut atau tidak qunut, usholli atau tidak usholli dalam shalat, tetapi
sebagian dari salafi dan wahabi ini ada yang suka usil dengan pemahaman
dan amalan jama’ah kami, islam tradisi kaum nahdliyyin. Tidak cukup
dengan mengatakan bid’ah atau sesat, bahkan musyrik dan kafir pun
dilontarkan.
Selain itu
beliau juga berharap anak-anak dan generasi muda, para pelajar dan
mahasiswa tidak dicemari, dikotori atau dipengaruhi oleh faham wahabi –
salafi (palsu) yang akan merusak pemikiran dan moral generasi muda kita
sebagai penerus perjuangan umat dan bangsa. Sebagaimana diberitakan
media belakangan ini ada oknum yang memanfaatkan generasi muda
aktivis Rohis untuk menyebarkan pemahaman sesat mereka, meskipun tidak
semua Rohis seperti itu, oleh karena itu mari kita selamatkan adik-adik
kita di Rohis dan OSIS di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah dari
faham-faham yang menyimpang dan meresahkan.
Semoga dengan
pengajian Foswan ini tidak timbul saling curiga diantara umat islam yang
satu dengan umat islam yang lainnya, harapan kita seuma tentunya semoga
umat islam yang diwakili oleh kalangan islam tradisional, kalangan
islam moderat dan islam pembaharu dalam hal ini yang sering disorot
adalah NU, PKS, SALAFI & WAHABI REMPUG, kelompok salafi – wahabi yang disebutkan dalam buku
Meskipun
tuduhan-tuduhan yang dilakukan Foswan itu belum tentu semuanya benar
karena bersifat personal dan terlalu digeneralisir, tetapi kita berharap
kita bisa bertindak arif, bijaksana dan dewasa sehingga dengan
demikian umat dan bangsa ini tidak terkotak-kotak oleh pemahaman yang
sempit. Isu teroris atau apapun oleh pihak lain tidak akan mampu
menggoyahkan umat dan bangsa kita karena kita bisa rukun dan kompak
dalam perbedaan yang ada diantara kita. Wallahu muaffiq ilaaqwamit
thariq, Wallahu a’lam.
Dimyat, S.Ag.
0 komentar:
Posting Komentar